Jumat, 28 November 2008

Makin Banyak Nelayan Beralih Tangkap Lobster

Perikanan
Makin Banyak Nelayan Beralih Tangkap Lobster
Jumat, 28 November 2008 | 11:10 WIB

Gunung Kidul, Kompas - Seiring datangnya puncak musim panen lobster, nelayan di sepanjang pantai Gunung Kidul beralih mencari lobster. Selain menebar jaring di perairan dekat tebing karang, sebagian nelayan memasang krendet dari lingkaran besi yang diletakkan semalaman di tepi tebing. Panenan lobster tahun ini cukup melimpah dibandingkan dengan tahun lalu.

Nelayan yang mencari lobster juga semakin banyak karena harga cukup tinggi. Seluruh nelayan dengan kapal berkekuatan 15 PK dan 20 PK di Pelabuhan Sadeng, misalnya, telah beralih mencari lobster. Demikian pula di Pantai Baron dan Pantai Drini. "Tangkapan kami tidak sebanyak tahun lalu karena pencari lobsternya lebih banyak," kata nelayan Sadeng, Wagiman, Kamis (27/11).

Melaut tiga hingga lima jam dengan kapal 15 PK, Wagiman memperoleh 3 kilogram lobster. Sementara nelayan dengan kapal 20 PK bisa menangkap hingga 7 kilogram lobster dari tahun lalu bisa maksimal 15 kilogram lobster. Biaya produksi untuk pembelian bahan bakar sekali melaut sebesar Rp 50.000.

Pencari lobster dengan menggunakan krendet, Juhari, mengeluh rendahnya panenan lobster tahun ini akibat banyaknya pencari lobster. Jika tahun lalu bisa memperoleh hingga 5 ons lobster per hari, kini ia hanya mendapat 2 ons. Tiap hari, Juhari memasang 10 buah krendet di tebing-tebing Pantai Sadeng.

Jenis lobster yang diperoleh cukup beragam mulai dari lobster mutiara, hijau, kipas, dan batu. Panenan lobster tersebut telah berlangsung sejak satu bulan terakhir. Limpahan panenan lobster menyebabkan pedagang bisa memasok lobster setiap dua hari sekali dibandingkan tahun lalu yang maksimal tiga hari sekali.

Lobster biasanya dipasok ke Jakarta dalam keadaan hidup. Lobster yang telah mati tetap laku, tetapi dijual separo harga dari lobster hidup. Lobster berukuran 3-6 ons untuk jenis mutiara laku dijual Rp 435.000, lobster batu seharga Rp 130.000, dan lobster pasir Rp 240.000 per kilogram.

Pesawat kargo

Beberapa pedagang lobster juga mulai bermunculan dengan membuat kolam penampungan di sekitar pemondokan nelayan. Pedagang lobster, Aan, mengaku bisa memasok 80 kilogram hingga 1 kuintal lobster setiap dua hari sekali. Pengiriman lobster ke Jakarta tersebut dilakukan dengan menggunakan pesawat kargo.

Jika nelayan kapal kecil mulai menikmati keuntungan panenan lobster, nelayan kapal berbobot mati 50 ton di Pelabuhan Sadeng justru tidak bisa melaut akibat bertiupnya angin barat. Nelayan bernama Kodrat memperkirakan, nelayan tidak akan bisa melaut untuk mencari ikan tuna hingga 15 hari ke depan. (WKM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar