Kamis, 27 Mei 2010

Hasil akhir Rekapitulasi Pemilukada (KPUD Sleman)

KPUD Sleman telah menetapkan hasil akhir Rekapitulasi Penghitungan Suara Pemiliukada Sleman. Cabup Sri Purnomo dan Cawabup Yuni Satia Rahayu (Nmr urut 4) memperoleh jumlah hasil 174.571 dukungan suara (prosentase 35.18 %) Unggul dari pasangan nmr urut 1 (104.672 suara-21.5%), nmr urut 2 (14.860 suara-3.3%), nmr urut 3 (106.838 suara-21.3%), nmr urut 5 (16.700 suara-3.37%), nmr urut 6 (67.904 suara-13.6%), nmr urut 7 (10.645 suara-2.15%).
Surat Suara Yang Tidak Sah berjumlah : 1.370 suara.

(Sumber : KPUD Sleman.27 Mei 2010)

Rabu, 05 Mei 2010

SEHARI BERSAMA BU YUNI (1)

Sabtu, 17 April 2010 06:12:00

Bu Yuni menebar jenang sumsum dan menikmati sego angler. (foto:krjogja.com/B Murdoko)
Ikut Angler di Sawah Mbah Arjo

Pengantar Redaksi: Komite Tegar Budaya (KTB), wadah para relawan pelestari kebudayaan lokal, mengadakan serangkaian kegiatan yang berbau tradisional, Kamis (15/4). Dalam kegiatan ini KTB mengajak Yuni Satia Rahayu SS, MHum, Cawabub Kabupaten Sleman yang berpasangan dengan Drs H Sri Purnomo MSi. Susur kebudayaan yang berlangsung seharian penuh diawali dengan rekonstruksi upacara selamatan pada masa menanam padi atau 'angler' di bulak Janturan Tirtoadi Mlati, dilanjutkan melihat proses pembuatan peralatan rumah tangga tradisional sapu, keset dan matras dari sabut kelapa di Sanggrahan Tirtoadi, melihat pembuatan makanan tradisional gathot-thiwul di Kaweden Tirtoadi, mengunjungi tukang 'pande' besi (perajin peralatan pertanian tradisional) di pedukuhan Daplokan Margomulyo Seyegan, membeli ikan di kelompok petani ikan 'Mina Kepis' Burikan Sumberadi Mlati untuk ditebar di Selokan Mataram. Redaktur Pelaksana krjogja.com Bambang Murdoko yang bergabung di KTB menyajikan laporan kegiatan susur kebudayaan lokal tersebut.

PAGI hari di Pedukuhan Janturan Tirtoadi Mlati Sleman Yogyakarta tiba-tiba saja telah berdiri beberapa boneka dari jerami di pinggir jalan kampung. Bentukan yang dimasa lalu di kenal sebagai memedi manuk tersebut tentu saja mengundang perhatian warga setempat yang kebetulan melihatnya.

Warga yang penasaran pun segera melakukan penelitian, kemudian diperoleh jawaban, Mbah Arjo akan melaksanakan Angler, upacara selamatan pada saat menanam bibit padi yang dulu biasa dilaksanakan petani dan selalu diserbu anak-anak karena bagi yang ikut angler akan mendapat nasi beserta lauk-pauknya. Beredar kabar juga, kalau Angler di sawah Mbah Arjo yang terletak di depan rumah, barat dusun, akan dihadiri Bu Yuni, demikian warga menyebut cawabub Kabupaten Sleman Yuni Satia Rahayu SS MHum yang berpasangan dengan Drs H Sri Purnomo MSi.
Perdebatan antar warga pun terjadi. Ada yang percaya, ada juga yang tidak percaya. "Aiyak, ra mungkin Bu Yuni kerso rawuh mrene, melu angler panas-panas neng sawah (Ala, tidak mungkin Bu Yuni mau datang ke sini ikut angler berpanas-panas di sawah," ujar salah satu warga.
Memang kehadiran Bu Yuni dalam kegiatan Angler di Janturan tidak dipublikasikan ke warga. Bahkan Mbah Arjo yang diminta oleh KTB mengadakan angler tidak diberitahu kecuali hanya akan didatangi para mahasiswa aktivis KTB. Janda sepuh tersebut baru tahu kalau rumahnya kerawuhan priyagung (kedatangan orang besar) setelah diperkenalkan dengan Bu Yuni seusai pemanjatan do'a.
Tahu kalau salah satu tamunya Cawabub, Mbah Arjo pun semlengeren (tertegun). Untuk beberapa saat terduduk dikursi tanpa mampu mengucapkan sepatah kata pun. Hanya dari wajahnya tersirat rasa syukur. Bagi masyarakat biasa, kedatangan 'orang besar' merupakan anugerah yang luar biasa karena diyakini dapat ketularan munggah drajat (naik drajatnya).
Karena itu kehadiran Bu Yuni yang ikut larut dalam keceriaan angler hingga rela berpanas-panas di pematang sawah, memberi kejutan tersendiri bagi warga pedukuhan Janturan yang ikut angler di sawah Mbah Arjo. Selain ikut menebar jenang sungsum ke hamparan tanaman padi yang baru saja di tanam, Bu Yuni juga ikut asyik menikmati segoliwet berlauk sengek kates-tempe dan ingkung yang menjadi ciri khas makanan yang dibagi-bagikan kepada peserta angler.
"Tradisi angler perlu dilestarikan karena pada hakekatnya memberi sedekah dan menamakan rasa syukur serta penyerahan wewenang kepada Tuhan tatkala memulai usaha, ini merupakan suatu pendekatan yang sangat luar biasa sehingga petani tidak merasa was-was dan tidak kemrungsung dalam mengikuti proses produksi. Makanya para petani berumur lebih panjang seperti Mbah Arjo walau sudah berusia 78 tahun tapi masih sehat," tutur Bu Yuni.(*)