Kamis, 26 Mei 2011

Warga Kepuharjo Siap Direlokasi!

Ilustrasi. Foto: Dok
Kamis, 26 Mei 2011 09:09:00
SLEMAN (KRjogja.com) - Warga desa Kepuharjo, Cangkringan mengaku sudah siap untuk di relokasi. Warga menilai, semakin cepat relokasi, maka masa depan warga akan semakin mudah dipersiapkan.
Kades Kepuharjo, Heri Suprapto mengungkapkan, hampir 80 persen pedukuhan di Kepuharjo kondisinya sudah tidak layak huni. "Kan kena lahar langsung dan material padat. Makanya, warga kami ini sudah siap untuk di relokasi di tempat lain," ungkapnya saat dikonfirmasi KRjogja.com, Kamis (26/5).
Sebagian besar warga, lanjut Heri, kini tinggal di shelter yang dibangun pemerintah maupun shelter mandiri. Selama masih di shelter, warga belum bisa menata kehidupan yang lebih baik. "Relokasi itu kan erat dengan perumahan permanen. Nah, jika sudah tinggal di rumah itu akan lebih tertata lagi," imbuhnya.
Terkait tempat relokasi warganya, Heri menyerahkan kepada pemerintah. Namun, pemerintah tetap harus dialog atau rembugan dengan warga terlebih dahulu. "Konsep pemerintah harus disesuaikan dengan keinginan warga. Jadi, nanti semuanya tetap mempertahankan nilai sosial dan budaya," pinta Heri.
Beberapa warga Kepuharjo yang memiliki lahan lain di tempat aman, kini juga sudah mulai membangun perumahan. Sehingga, tidak semua penduduk bisa disatukan dalam satu pedukuhan seperti semula. "Tetapi, yang terpenting ialah administratif warga tetap berjalan normal. Makanya, kalau ada rembugan, pasti ada solusi terbaik," jelas Heri.
Selain itu, tanah warga yang sudah tak layak huni juga siap untuk dijadikan hutan lindung. Hanya saja, warga tetap diperbolehkan menggarap lahan tersebut. "Tanah tetap hak milik warga, namun tidak untuk hunian. Melainkan untuk pemanfaatan guna menyambung kehidupan," tutur Heri. (Dhi)

Penyiksaan Pembantu Selain Marlena, Fang Juga Aniaya Dua Baby Sitternya

Tribunnews.com - Senin, 23 Mei 2011 08:46 WIB
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Tidak hanya Marlena yang menerima penyiksaan dari Fang. Majikan kejam ini juga melakukan hal serupa pada dua baby sitternya.

Sulasmi (16) dan Dwi Fitri Noryani (19) tak jarang menerima siksaan serupa. Namun, kedua baby sitter ini lebih baik. Perlakuan pada Sulasmi dan Dwi tidak terlalu buruk, karena mereka mengasuh cucu Fang.

Yang aneh, ketiga gadis itu harus menanggung biaya hidup selama bekerja di rumah Fang. Andai Fang merasa porsi makan dan minum ketiganya terlalu banyak, maka mereka diharuskan membayar.

Sebuah drama penyiksaan manusia oleh manusia lain tersimpan erat selama enam bulan di sebuah perumahan mewah di Surabaya Barat. Korbannya adalah pembantu rumah tangga (PRT), pelakunya adalah majikan sekeluarga.

Si korban bernama Marlena, gadis 17 tahun asal Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban. Ia disiksa oleh keluarga majikannya. Kini sang majikan, Tan Fang May (47) alias Cik Fang; Eddi Budianto (50) suami Fang; Ezra Tantoro Suryasaputra (27) anak pertama Fang; dan Rony Agustian Hutri (32) menantu Fang, mendekam di tahanan Polrestabes Surabaya.

Ketiganya ditahan dengan tuduhan bersama-sama menganiaya Marlena. Sedangkan Hosea (anak kedua) dan Lidya (anak ketiga/istri Rony) masih diperiksa sebagai saksi.

Penyiksaan Pembantu Penyiksaan Marlena Terungkap Saat Majikannya Melaporkan Pencurian

Tribunnews.com - Senin, 23 Mei 2011 08:25 WIB
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Penyiksaan Marlena terungkap saat majikannya Fang menyeret pembantunya itu ke Polwiltabes Surabaya dengan tuduhan mencuri perhiasan. Polisi yang curiga pada kondisi Marlena pun menyelidiki dan mengungkap penyiksaan itu.

Marlena nyaris hilang harapan. Meski tubuhnya semakin ringkih, deraan dari majikannya belum juga reda. Bahkan terus menjadi tiap hari. Karena gebukan tiap hari itu, lukanya makin perih.

Kengerian semakin membayang ketika si majikan perempuan, Tan Fang May, melontarkan tuduhan baru, mencuri perhiasan senilai Rp 1 miliar. Tentu saja, Marlena tidak mengaku, dan cerita berikutnya bisa ditebak, yaitu penyiksaan berlanjut.

Karena tidak mau mengaku itulah, sejak 12 Mei hingga tiga hari kemudian ia disiksa habis-habisan. Seluruh tubuh Marlena diinjak-injak Fang, terutama kakinya. Akibat penyiksaan itu, kaki gadis Tuban itu mengalami pendarahan dan nyaris busuk.

Akhirnya, Marlena menyerah. "Ya sudah Cik (tacik) Fang, saya pasrah. Kalau mau dilaporkan polisi silakan," kata Marlena seperti ditirukan seorang penyidik di Polrestabes Surabaya, Minggu (22/5).

Rupanya, kepasrahan Marlena itu justru membuahkan harapan baru. Ia berharap Fang menyeretnya ke polisi dan dengan begitu justru penyiksaanya bisa terungkap dan berakhir.

Benar saja, pada 16 Mei 2011, Fang sendiri yang membawa Marlena ke Mapolrestabes Surabaya dengan tuduhan mencuri perhiasan senilai Rp 1 miliar itu. "Dia sendiri mengaku kalau mencuri emas milik saya," ujar Fang dengan tangan menengadah menunjukkan perhiasannya.

Polisi menerima laporan itu. Namun, saat itulah polisi curiga. Penyidik tidak menemukan bukti-bukti pencurian, sebaliknya curiga ada penganiayaan berat setelah menyaksikan kondisi Marlena yang penuh luka itu.

Setelah memproses laporan itu, Fang disuruh pulang, sedangkan Marlena langsung dibawa ke Klinik Polrestabes Surabaya. Saat itulah kasus itu menjadi terang benderang. Dokter menyimpulkan Marlena menjadi korban penganiayaan berat.

Kondisi pun menjadi berbalik, Marlena-lah yang melaporkan majikannya. Polisi pun tak menunggu lama. Mereka langsung menjemput Fang, suami, serta anak dan menantunya karena dianggap terlibat dalam penganiayaan itu.

Sekarang segalanya berbalik 180 derajat. Fang yang sebelumnya mampu menyiksa Marlena begitu rupa, kini mengemis-ngemis minta dibebaskan. Didampingi seorang penyidik Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Surabaya, Fang yang kini berbaju tahanan oranye itu histeris.

Editor: Anita K Wardhani   |  Sumber: Surya
Akses Tribunnews.com lewat perangkat mobile anda melalui alamat m.tribunnews.com

Selasa, 17 Mei 2011

Wow! Taufiq Kiemas Masuk Nominasi 'The True Wakil Rakyat'

Wow! Taufiq Kiemas Masuk Nominasi 'The True Wakil Rakyat'
Laurencius Simanjuntak - detikNews
Selasa, 17/05/2011 11:05 WIB
Jakarta - Ketua MPR, Taufiq Kiemas menjadi nominator 'The True Wakil Rakyat'. Taufiq atau biasa disapa TK, akan bersaing ketat dengan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk memperebutkan gelar itu.

Nominasi ini merupakan salah satu dari 8 (delapan) kategori yang diperebutkan di Seputar Indonesia Award 2011. Inilah ajang pemberian gelar perdana yang dibuat oleh tayangan berita tersebut.

Di dalam nominasi itu, TK dan JK juga akan bersaing dengan Tri Rismaharini (Walikota Surabaya), Herry Zudianto (Walikota Yogyakarta) serta Joko Widodo (Walikota Solo).

Ada juga nominasi untuk 'Most Controversial News Maker of The Year'. Yang menarik, nominasi ini diperebutkan oleh Ketua DPR Marzuki Alie, mantan vokalis Peter Pan, Nazriel Irham atau Ariel, mantan Kabareskrim Polri Komjen Pol Susno Duadji, Gayus Tambunan dan Nurdin Halid.

Sedangkan untuk nominator 'Most Entertaining News Maker of The Year' akan diperebutkan oleh Briptu Norman, Pong Harjatmo, Gayatri (nasabah Bank Century), dan Ruhut Sitompul.

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, Presiden AS Barack Obama serta mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani akan bersaing ketat dalam nominasi Seputar Indonesia News Maker of The Year.

Pantauan detikcom, Selasa (17/5/2011), TK, JK, Marzuki terlihat sudah hadir di Studio RCTI, Kebun Jeruk, Jakarta, tempat dilangsungkannya pemberian gelar ini.


(mok/vta)

Menikah Ideal Usia 20-35 untuk Wanita & 25-40 untuk Pria

 Nurvita Indarini - detikNews
Jakarta - Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mewanti-wanti agar tidak menikah di usia muda. Usia muda artinya, usia yang belum matang secara medis dan psikologinya. Usia menikah ideal untuk perempuan adalah 20-35 tahun dan 25-40 tahun untuk pria.

"Perlu dipertimbangkan medis dan psikologisnya. Untuk perempuan, idealnya menikah di usia 20-35 tahun. Sedangkan untuk laki-laki beda 5 tahun yakni 25-40 tahun," ujar Kepala BKKBN Sugiri Syarif dalam perbincangan dengan detikcom, Selasa (17/5/2011).

Dia menjelaskan, pada umur 20 tahun ke atas, organ reproduksi perempuan sudah siap mengandung dan melahirkan. Sedangkan pada usia 35 tahun mulai terjadi proses regeneratif.

"Secara psikologis umur 20 juga mulai matang, bisa mempertimbangkan secara emosional dan nalar. Sudah tahu menikah itu tujuannya apa, untuk apa. Kalau menikah di usia 12 tahun mana tahu menikah itu bagaimana," sambung Sugiri.

Kebanyakan yang terjadi, tambahnya, menikah dini dikarenakan terjepit masalah ekonomi. Hal ini banyak dijumpai di pedesaan dan daerah tertentu di Indonesia yang masih sangat memegang pemikiran lama, di mana perempuan tidak perlu mendapat pendidikan tinggi karena banyak bergulat di dapur, kasur dan sumur.

"Kalau sudah selesai sekolah (seperti SD atau SMP) banyak yang langsung dinikahkan. Masih ada orangtua yang bangga kalau anaknya menikah usia muda, apalagi jika pasangannya kaya dan terkenal," lanjut Sugiri.

Selain itu, masih ada orangtua yang merasa bangga jika anaknya menikah di usia muda meski harus tidak melanjutkan pendidikan. "Sepertinya ada sebuah kebanggan kalau anaknya 'laku' atau masih muda namun telah dipinang orang," imbuhnya.

Nah, sedangkan perempuan yang menikah di atas 35 tahun dan setelah itu hamil, maka harus lebih hati-hati menjaga kehamilannya. Kala hamil di usia lebih dari 35 tahun maka harus rajin-rajin memeriksakan kehamilan. Di usia itu, kehamilan kurang lebih sama rentannya dengan kehamilan perempuan dengan usia di bawah 20 tahun.


(vta/anw)