Rabu, 20 April 2016

Mewujudkan Impian Kartini

Selamat Hari Kartini! Setiap tahun kita memperingati hari lahirnya Ibu Kartini dengan pelbagai aktivitas. Sekolah-sekolah memperingatinya dengan mewajibkan anaka-anak memakai baju tradisional dan membuat lomba-lomba yang berkaitan dengan domestikasi. Misalnya lomba pemakai pakaian tradisional paling luwes, lomba memasak, lomba mewiru dll. Di sisi lain, aktivis perempuan merayakan dengan melakukan refleksi terhadap kondisi kaum perempuan saat ini. Masyarakat sepertinya jarang merayakan peringatan Hari Kartini. Itulah kondisi yang ada di sekitar kita saat ini.

Apabila kita menelisik lebih dalam mengenai kondisi perempuan sudah banyak kemajuan yang dialami oleh kaum perempuan di Indonesia. Perempuan bisa memilih peran yang akan dilakukannya. Mereka akan bekerja di ranah publik atau domestik bisa merekalakukan saat ini. Sudah banyak peraturan dan kebijakan yang sudah dibuat Pemerintah untuk memberi perlindungan kepada kaum perempuan. Perempuan diberi keleluasaan untuk berpendapat dan mengekspresikan keinginannya di bidang yang menjadi minat mereka dan kerja-kerja untuk memberdayakan perempuan dan masyarakat. Apakah permasalahan yang dihadapi kaum perempuan sudah dapat terselesaikan?

Perempuan masih menghadapi berbagai tantangan, diantaranya sebagai berikut:
1. Diskriminasi
Perempuan masih menghadapi perbedaan pengupahan dalam melakukan kerja yang sama dan posisi yang sama dengan laki-laki. Hal ini terjadi terutama di pekerjaan-pekerjaan informal, bentuk pekerjaan yang rawan terjadinya pelanggaran hak asasi manusia. Bahkan tidak jarang beban kerja perempuan lebih berat dibanding laki-laki.
2. Kekerasan Terhadap Perempuan
Kita bisa melihat kekerasan yang dialami kaum perempuan setiap harinya hanya dengan melihat siaran TV. Perempuan dimutilasi, perempuan mengalami kekerasan dari pasangannya baik kekerasan dari pacarnya maupun dari pasangan hidupnya. 
3. Rongrongan dari kaum fundamentalis yang berkembang luas di Indonesia. Kaum fundamentalis sepertinya meluas dengan cepat dengan menawarkan ide-ide domestikasi untuk kaum perempuan. Hal ini menyebabkan kaum perempuan saling berhadapan untuk menaawarkan ideologi posisi perempuan dalam berbagai bidanng atau mengutamakan domestikasi dalam pengabdian hidupnya.
4. Dorongan agar perempuan tidak melupakan peran domestiknya juga menjadi tantangan tersendiri bagi kaum perempuan Indonesia. Kita bisa melihat di media elektronik bagaimana sinetron dan film-film yang ditayangkan menonjolkan peran perempuan dalam rumah tangga. Ditunjukkan di sana perempuan yang ingin kaya dengan hanya menikahi laki-laki kaya. Yang lebih menyedihkan sinetron yang banyak ditayangkan perempuan yang semata-mata mengejar cinta laki-laki yang ternyata tidak mencintainya. Realita yang harus kita hadapi pada saat kita mesti meneruskan perjuangan Kartini yang belum selesai yang harus kita perjuangkan saat ini. Masih banyak lagi tantangan yang dihadapi kaum perempuan dalam peringatan Hari Kartini tahun ini.

Harapan Kartini adalah dunia menjadi lebih adil terhadap kaum perempuan memang masih perlu kerja keras untuk bisa mewujudkan mimpi tersebut. Tentunya perlu dibuat strategi dan penyebaran ideologi  terus-menerus ke masyarakat dan negara. Penyampaian ideologi ke berbagai stakeholder menjadi PR yang harus segera dilakukan dan pendidikan untuk peremuan dan masyarakat juga harus segera dilakukan. Perempuan dapat melakukan pemberdayaan terhadap perempuan agar kemampuan perempuan di berbagai bidang dapat lebih berkualitas. Tentu saja mereka yang mendukung gerakan perempuan di Indonesia mesti membantu menyampaikan ide-ide keadilan untuk perempuan ke masyarakat luas. Sehingga cita-cita Kartini mewujudkan masyarakat yang lebih aadl bagi kaum perempuan di Indonesia dapat segera terwujud.

Sleman, 21 April 2016