Jumat, 08 Juli 2011

SMS Hoax TKW Dipancung Bikin Sadenah Tak Siuman

TRIBUNNEWS.COM, KUBU RAYA - Sadenah (56), ibu TKW Sulaimah yang sempat terancam hukuman pancung di Arab Saudi, pingsan begitu mendengar kabar putrinya bakal dieksekusi Jumat (1/7/2011) siang waktu setempat.
Saat siuman pun, Sadenah yang bermukim di Dusun Meranti, Desa Puguk, Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, terus menangis memikirkan nasib Sulaimah.
"Saya tak mampu mendengar kabar itu. Kami sebelumnya sudah dapat kabar baik bahwa Sulaimah tak jadi dipancung, kenapa sekarang ada kabar seperti ini," ujar Sadenah ketika dihubungi Tribun Pontianak melalui telepon seluler keponakannya, Jumat petang.
Seperti diberitakan Tribun Pontianak (Tribunnews.com Network), Sulaimah terbelit kasus pembunuhan pada 2005, saat ia baru seminggu bekerja di Arab Saudi.
Ia telah menjalani persidangan di Jeddah, dan dibebaskan dari hukuman pancung dengan syarat membayar diyat 55 ribu riyal Saudi.
Sulaimah sendiri beberapa kali menghubungi keluarganya di Sungai Ambawang, dirinya sudah lolos dari hukuman pancung. Meski masih berada di penjara Bremen, namun pemerintah sudah mengusahakan kepulangannya ke tanah air.
Nah, pada Jumat sekitar pukul 15.00 WIB, Sadenah menerima telepon dari keluarganya, yang mengabarkan ada isu mengenai Sulaimah yang masuk dalam daftar 8 TKW yang akan dipancung usai Salat Jumat waktu Arab Saudi.
Taufik, keponakan Sulaimah, menuturkan, Sadenah mendapatkan kabar tersebut dari keluarga yang melihata berita di televisi. Di internet juga beredar kabar serupa.
"Keluarga kami panik. Ibu Sulaimah sampai pingsan mendengar kabar itu," ungkap Taufik.
H Muklis, sepupu Sulaimah, juga tak yakin pada berita yang muncul di sejumlah TV. Ia lalu berinisiatif menghubungi keluarga yang ada di Arab Saudi, untuk menanyakan kabar tersebut.
"Saudara sepupu kami di sana, H Satimah, memberi penjelasan bahwa Sulaimah baik-baik saja dan tidak ada rencana pemancungan seperti kabar yang beredar itu," paparnya.
Satimah yang ketika dihubungi oleh Tribun sedang berada di Jeddah, mengatakan, sekitar pukul 11.00 waktu setempat, ia menelpon Sulaimah yang berada di dalam penjara.
"Sulaimah mengatakan dirinya sehat dan tidak terjadi apa-apa. ia tak ada cerita soal rencana pemancungan. Lagi pula, kan ia sudah dinyatakan tidak terkena hukuman pancung lagi," bebernya.
Sulaimah, kata Satimah, bercerita bahwa ada petugas dari Kedutaan Besar RI datang menemuinya. Tapi, sang petugas hanya menanyakan asal tempat tinggal Sulaimah di Indonesia, termasuk nama orangtua.
Lalu, dari mana sumber SMS berisi rencana pemancungan TKW seusai Salat Jumat, yang membuat heboh di tanah air, sampai membuat ibunda Sulaimah pingsan?
Nahrawi, kerabat Sulaimah yang berada di Atab Saudi, melalui sambungan telepon internasional menjelaskan kepada Tribun, di sana memang beredar SMS mengenai hal tersebut. Bahkan, dalam SMS berantai itu, disebutkan 8 nama TKW dan asalnya, yang akan dipancung.
"Saya juga tidak mengetahui apakah berita itu benar. Dari SMS yang saya terima, isinya ada nama delapan orang yang akan dipancung di Jeddah setelah Salat Jumat. Nama Sulaimah ada di dalam daftar itu," ungkapnya.  
Namun, ia mengatakan, tak percaya karena bukan pembertahuan resmi, dan ia tidak melihat dengan mata kepala sendiri.
Dalam SMS tersebut, delapan TKW yang akan dipancung adalah Suarni bin Kholil Salama (Jawa Timur), Rusdi bin Dulwahed (Madura, Jatim), dan Karsih binti Ocim (Karawang, Jabar).
Kemudian, Suin (Subang, Jabar), Emi binti Katma Mumu (Sukabumi, Jabar), Sulaimah (Kalimantan Barat), Buhori (Madura), dan Jamila binti Abidin Rifi (Cianjur).
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Tatang Razak, membantah informasi tersebut. "Kami sudah konfirmasi dengan KBRI Riyadh melalui Pak Hendra Pramudya yang menyatakan bahwa berita tesebut spekulatif," kata Tatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar