Minggu, 17 Juli 2011

Autis Bakal Jadi Bom Waktu


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Pembina Autism Care Indonesia (ACI) Adib Setiawan mengkhawatirkan jumlah anak autis di Indonesia akan menjadi bom waktu bila tidak ditangani serius.
"Memang sampai saat ini, anak-anak autis ini cukup banyak, bahkan satu banding seratus. Beberapa kasus terjadi pada anak usia 3 tahun. Ini bisa menjadi bom waktu," ungkap Adib, saat acara ACI di Lapangan Monas, Jakarta, Minggu (17/7/2011).
Untuk mengatasi hal tersebut, Adib menyatakan ACI akan selalu mengadakan kegiatan atau kampanye. ACI sendiri menangani anak berkebutuhan khusus (ABK) utamanya anak autis dari warga kurang mampu, dan untuk penanganan terapinya gratis.
"Tentunya kalau terapinya gratis, biayanya dari masyarakat. Oleh karena itu kita mengadakan kegiatan-kegiatan sehingga masyarakat tergugah untuk membantu anak-anak autis dari keluarga kurang mampu," urainya.
Dengan bantuan dana dari masyarakat, biasanya ACI membentuk klinik-klinik tumbuh kembang, menyebar pamlet ke puskesmas, RT/RW, dan kelurahan sehingga keluarga yang memiliki anak autis datang dan mendaftarkan diri.
"Sekarang misalnya kami punya di Pondok Pinang, Jakarta selatan, kemudian di Condet, Lampung, dan Tasikmalaya. Di situ nanti akan dideteksi oleh psikolog kita, dan baru ketahuan ternyata banyak sekali yang terkena autis," jelasnya.
Sejak berdiri dua tahun lalu, lanjut Adib, ACI telah menangani sekitar 63 anak autis, bahkan meluluskan 13 anak.
"Yang dimaksud lulus adalah dia sudah bisa masuk sekolah. Jadi anak-anak itu kita latih dan terapi nanti, dengan harapan bisa sekolah. Karena lulusnya ini tergantung dari tingkat gangguannya juga, jadi beberapa juga perlu bimbingan. Tapi memang yang jauh lebih penting adalah penanganan anak autis ini adalah intervensi dini, yang harus langsung ditangani. Selanjutnya kalau ditangani dengan baik mereka juga bisa sekolah," jelasnya.
Bagaimana tingkat kemandirian dari 63 anak ini? "Kalau tingkat terparah, pernah terjadi anak autis usia anak 8 tahun terjadi konflik dengan tetangga sehingga sampai anak autis ini digebukin oleh tetangganya. Karena ini tidak ada yang dilakukan menangani anak autis bagi keluarga kurang mampu. Dan usia 8 tahun ini bisa dikatakan sudah terlambat, makanya kita menjaring usia dini," jelasnya.
Dia memaparkan, biasanya yang mendaftar adalah anak-anak berusia 10 tahun. Anak seusia ini langsung ditangani. Dan yang terpenting, adalah meningkatkan keberfungsian semua fungsi dan sistem motorik. "Misalnya, tangannya kurang bisa gerak. Ditangani bagaimana caranya agar dia bisa makan sendiri dan sebagainya. Dan sampai ke titik dia bisa membaca dan berhitung dan seterusnya," ujarnya.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar