Jumat, 08 Juli 2011

TKI Kuasai Pasar Tenaga Kerja di Arab Saudi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kerajaan Arab Saudi melalui Kementerian Tenaga Kerja yang akan menghentikan mengeluarkan visa untuk tenaga kerja Wanita asal Indonesia dan Filipina yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Ini sebagai sikap keberatan pemerintah Arab Saudi atas peraturan dan syarat baru yang ketat diberlakukan Indonesia dan Filipina. Indonesia bahkan menetapkan kebijakan menunda atau moratorium pengiriman TKI ke Arab mulai Agustus mendatang.
Setelah penghentian perekrutan pembantu dari Indonesia dan Filipina, rekrutmen dialihkan ke negara Afrika seperti Ethiopia atau Kenya sebagai pilihan alternatif untuk mengisi permintaan tenaga kerja domestik di Arab Saudi.
Juru Bicara Departemen Tenaga Kerja Hattab Al-Anzi mengisyaratkan, Kerajaan akan mulai mengizinkan rekrutmen untuk pekerja rumah tangga dari berbagai negara selain Indonesia dan Filipina. Beberapa kantor perekrutan telah mulai mengalihkan kepada negara-negara Afrika, pun secara pribadi ia ragu negara-negara tersebut dapat memnuhi demand atas kebutuhan tenaga kerja yang ada merujuk pada fakta TKI menguasai pasar tenaga kerja di negara tersebut.
"Namun, saya pribadi ragu apakah satu atau dua negara akan dapat menutupi celah di pasar tenaga kerja rumah tangga yang selama ini dikuasai oleh Indonesia," tambah Hattab Al Anzi.
Kebanyakan pekerja rumah tangga yang direkrut berasal dari Indonesia, Filipina, dan Sri Lanka. Sedangkan Mesir tidak mengizinkan perempuan untuk melakukan perjalanan ke Arab Saudi untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Serta pembantu dari Pakistan dan India sangat jarang terjadi.
"Sehubungan dari peraturan baru tersebut, perekrutan dari negara lain seperti Ethiopia dan Kenya sudah bisa mulai dijalankan," kata Ahmad seorang karyawan di kantor perekrutan Arab Saudi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar