Senin, 11 Juli 2011

Malaysia Akhirnya Bebaskan 1.667 Demonstran

Malaysia Akhirnya Bebaskan 1.667 Demonstran
 
Kuala Lumpur - Pemerintah Malaysia akhirnya membebaskan 1.667 demonstran yang ditahan dalam unjuk rasa menuntut pemilu bersih di Malaysia, lewat sebuah gerakan 'Bersih 2.0'. Sementara, 300-an orang menghadiri pemakanan Baharuddin Ahmad (59) korban tewas dalam aksi unjuk rasa besar tersebut.

Baharuddin yang merupakan anggota partai PAS dimakamkan Minggu (10/7/2011). "Kami bangga dengan dia. Dia wafat dalam perjuangan," kata putrinya, dr. Umi Mirza, kepada AFP.

Sementara jubir Polisi Diraja Malaysia, Ramli Mohamed Yoosuf, berkeras kalau Baharuddin bukanlah demonstran. Melainkan pejalan kaki yang lewat di lokasi demonstrasi dan meninggal akibat serangan jantung. Polisi berpendapat, aksi kemarin adalah ilegal dan memblokade ibukota.

"Kematian itu tidak ada hubungannya dengan unjuk rasa. Dia meninggal karena serangan jantung. Tidak ada luka luar dan dalam," kata Ramli.

Sementara 1.667 demonstran termasuk anggota DPR dan pentolan massa sudah dibebaskan pada Sabtu malam kemarin. Mereka ditangkap karena dianggap menggalang massa secara ilegal. Tidak dijelaskan apakah mereka dikenakan pidana.

Termasuk yang dibebaskan adalah Ambiga Sreenivasan dan Maria Chin Abdullah, pimpinan koalisi Bersih yang memimpin unjuk rasa menuntut reformasi pemilu. Abdul Hadi Awang, Presiden PAS, dan Nurul Iman, putri tokoh oposisi Anwar Ibrahim juga dibebaskan.

Anwar tidak ditahan. Namun mantan Wakil PM Malaysia itu mengalami luka di kepala dan kaki saat bentrokan pecah dan sempat dirawat semalam di RS.

Kondisi di Kuala Lumpur berangsur normal sejak Sabtu malam. Polisi membongkar barikade dalam aksi terbesar di Malaysia sejak 2007 itu. Pelaku aksi menyebut ada 50.000 orang turun ke jalan, sementara polisi menyebut hanya ada 10.000 orang saja.

Pemilu di Malaysia akan berlangsung awal 2012. Demonstran meminta perubahan dan menolak jual beli suara dan rekayasa lainnya seperti pemilu sebelumnya.

(fay/lh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar