Minggu, 31 Juli 2011

Banyak Anak Cangkringan yang Kehilangan Akta Kelahiran, Akibat Erupsi Merapi

SLEMAN- Wakil Bupati Sleman, Yuni Satia Rahayu menyatakan anak-anak korban bencana letusan Merapi di kawasan Cangkringan banyak kehilangan akta kelahiran. Padahal dokumen ini penting untuk berbagai keperluan anak di masa depan.

”Kira-kira sebelum bencana Merapi sudah 50 persen anak-anak di Sleman mempunyai akta kelahiran. Tetapi semenjak bencana kemarin jumlahnya dipastikan menurun, karena anak-anak di Cangkringan banyak yang kehilangan akta kelahiran,” demikian dikatakan Yuni saat Sosialisasi Kabupaten Layak Anak pada 150 perempuan anggota Persit Kartika Candra Kirana (Persit KCK) dan PNS di Kodim 0732 Sleman, Jumat (29/7).

Yuni belum bisa mengemukakan secara rinci berapa anak yang kehilangan akta kelahiran. Namun ia menambahkan bahwa pihaknya sudah menindaklanjuti melalui dinas terkait untuk melakukan jemput bola, kepada korban Merapi tersebut. ”Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kami minta untuk turun langsung jemput bola supaya lebih cepat. Akta ini kan penting bagi anak untuk untuk sekolah, paspor, sampai mencari kerja,” tutur Yuni yang dalam kesempatan itu didampingi Ketua Persit KCK 0732 Sleman, Monika Dyah Permata Pinandojo, dan Kasdim Mayor Arm Wasono.

Layak Anak

Menurut Yuni, program kepemilikan akta kelahiran ini adalah salah satu upaya Sleman menyiapkan diri untuk menjadi kabupaten layak anak. Disinggung tentang target kepemilikan akta kelahiran pada masa jabatannya, Yuni menyatakan akan berusaha seoptimal mungkin. ”Kalau bisa sampai 100 persen. Pada 2015 mendatang semua anak harus sudah memiliki akta kelahiran,” tuturnya.

Terkait dengan persiapan kabupaten layak anak, Yuni menyatakan bahwa Pemkab Sleman telah mengalokasikan 40 persen dari total APBD Sleman 2011 yang mencapai Rp 700 miliar.  (H50-84)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar