Selasa, 16 Desember 2008

Mega Ajak Mas Sultan Bernostalgia

Mega Ajak Mas Sultan Bernostalgia


KOMPAS.COM/INGGRIED DWIWEDHASWARY
Buku testimoni tentang Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri, berjudul "Mereka Bicara Mega" diluncurkan di Hotel SUltan, Jakarta, Jumat (12/12).

JAKARTA, JUMAT — Apa jadinya kalau dua orang capres bernostalgia? Bukan tentang kisah mereka berdua, tetapi bernostalgia tentang orang yang sama-sama dikenal dengan baik. Itulah yang terjadi pada peluncuran buku Mereka Bicara Mega, Jumat (12/12) di Jakarta.

Saat memberikan sambutan, Megawati Soekarno Putri mengajak Sri Sultan HB X yang hadir pada acara tersebut untuk mengingat ayahanda Raja Jogja itu, Sri Sultan HB IX. Mega, dalam ceritanya, mengaku cukup kenal baik dengan Sri Sultan HB IX. Kepada Sri Sultan HB X yang dipanggilnya Mas Sultan, ia mengajak flash back dengan kisahnya bersama ayah Gubernur DIY itu.

"Mas Sultan (Sultan HB X), saya punya pengalaman lo dengan Pak Sultan," kata Mega yang dilanjutkan, "Waktu itu saya mau maju. Saya pikir saya harus menghadap Pak Sultan. Minta dukungan. Kata Mbak Norma (kerabat Keraton Jogja), menghadapnya kayak menghadap raja. Ya sudah, saya ngomong. Pak Sultan, saya mau maju," kisah Mega.

"Kemudian Pak Sultan bilang, 'Terus, karepmu opo, Mega'. Ya saya bilang saja minta dukungan, maksudnya supaya bisa dapat suara di Jogja. Beliau bilang, 'Yo wis (ya sudah)'. Setelah itu saya bingung maksudnya apa. Ternyata, kata Mbak Norma, kalau sudah bilang begitu berarti pandito raja. Dan ternyata Mas Sultan, saya dapet suara lo di Jogja," kata Mega sambil melihat ke Sultan yang hanya tersenyum mendengar cerita Mega.

Mega pun mengingatkan, bahwa secara historis, kisah hidupnya banyak dibantu oleh Sri Sultan HB IX. Dulu, Jogja selalu menjadi kota tujuannya kala libur. Bahkan, saat ibu kota dipindahkan ke Yogyakarta, ia dan keluarganya ditampung oleh Sri Sultan HB IX.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar