Kamis, 17 Maret 2016

Politik Pangan Tentukan Kualitas SDM Masa Depan


Politik kedaulatan pangan dan pemenuhan gizi menjadi komitmen PDI Perjuangan untuk diaplikasikan sebagai kebijakan, baik di pemerintah pusat maupun di pemerintah daerah. Dalam rangka itu, PDI Perjuangan menggelar Focus Group Discusion (FGD) dengan menghadirkan pakar gizi dan pejabat terkait dari Kementerian Kesehatan dalam rangka peringatan Hari Gizi pada bulan Februari dan Hari Perempuan Sedunia pada Maret 2016.
FGD dengan tema Keanekaragaman Hayati dan Ketahanan Pangan Sebagai Sumber Gizi Rakyat yang digelar di Kantor DPP PDI Perjuangan dibuka langsung oleh Sekjen DPP, Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP Bidang Kesehatan, Perempuan dan Anak, Sri Rahayu, dan moderator adalah Carolin Margret Natasya.
Sementara narasumber yang dihadirkan adalah Deputi Direktur Bidang Program SEAMEO RECFON, Umi Fahmida, pakar masalah pangan dan gizi, Hira Jhamtani (Penulis Buku Lumbung Pangan: Menata Ulang Kebijakan Pangan), dan Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan, Doddy Izwardi.
Hasto Kristiyanto dalam sambutannya mengatakan, penting bagi PDI Perjuanga merancang suatu gagasan bagaimana Indonesia bisa berdaulat di bidang pangan dan gizi bagi anak-anak tercukupi.
"Makanya, kita undang ahli gizi untuk kembali mengumpulkan resep-resep makanan yang bergizi, yang mengandung protein empat sehat lima sempurna, yang bisa diproduksi dalam negeri dan dengan harga semurah-murahnya sebagai asupan gizi yang baik," kata Hasto, saat membuka acara FGD di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Kamis (17/3/2016).
Menurut Hasto, PDI Perjuangan menganggap penting bahwa wajah politik Indonesia haruslah mencerminkan soal kebutuhan pokok rakyat. "Karena itu, Ibu Megawati selalu perintahkan kader kepala daerah untuk pelopori bagaimana Indonesia berdaulat di bidang pangan, bagaimana asupan gizi baik bagi balita," ujarnya.
Hasto mengungkapkan, politik itu adalah bagaimana menyiapkan masa depan anak-anak bangsa. Perhatian soal pangan dan gizi itu harus diberikan, termasuk bagaimana PDI Perjuangan sebagai partai memperhatikan pada ibu-ibu hamil agar asupan gizinya tercukupi.
"Makanya, kita undang ahli gizi untuk kembali mengumpulkan resep-resep makanan yang bergizi, yang mengandung protein empat sehat lima sempurna, yang bisa diproduksi dalam negeri dan dengan harga semurah-murahnya sebagai asupan gizi yang baik," kata Hasto, saat membuka acara FGD di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Kamis (17/3/2016).
Menurut Hasto, PDI Perjuangan menganggap penting bahwa wajah politik Indonesia haruslah mencerminkan soal kebutuhan pokok rakyat. "Karena itu, Ibu Megawati selalu perintahkan kader kepala daerah untuk pelopori bagaimana Indonesia berdaulat di bidang pangan, bagaimana asupan gizi baik bagi balita," ujarnya.
Hasto mengungkapkan, politik itu adalah bagaimana menyiapkan masa depan anak-anak bangsa. Perhatian soal pangan dan gizi itu harus diberikan, termasuk bagaimana PDI Perjuangan sebagai partai memperhatikan pada ibu-ibu hamil agar asupan gizinya tercukupi.
"Ibu Megawati selalu mengingatkan kepada kaum perempuan, bahwa kedaulatan pangan dimulai dengan bagaimana penyiapan gizi bagi anak-anak kita," tukasnya.
Hasto kemudian menceritakan bagaimana Presiden Soekarno pada 1963 mengumpulkan semua resep makanan asli Indonesia dalam bentuk buku yang memuat berbagai keanekaragaman resep dari hayati di nusantara ini. Di buku itu, kata Hasto, dijelaskan misalnya soal kandungan gizi dari ganyong, juga soal bagaimana kualitas resep dari pete. Bahkan, di buku itu juga ada resep dan kandungan sayur lodeh serta bubur yang dikombinasikan dengan ikan teri.
"Tetapi sekarang dikesankan seolah resep itu makanan kelas bawah. Padahal kalau kita sadar dan paham soal gizi, maka sebenarnya sangat banyak keanekaragaman hayati kita yang bisa diolah dengan gizi yang mencukupi dan harganya sangat terjangkau," jelasnya.
Dalam kesempatan sama, Sri Rahayu mengungkapkan, PDI Perjuangan meyakini keragaman pangan sebagai potensi lokal masyarakat layak dikembangkan dan dapat menjadi alternatif pemenuhan gizi masyarakat. "Pemanfaatan potensi lokal akan menumbuhkan kemandirian pangan yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan secara mandiri, tidak berpangku pada impor," katanya.
Untuk bisa mewujudkan itu, kata Sri, PDI Perjuangan mendukung negara dalam mendorong ketersediaan pangan dari sumber beraneka ragam dan bergizi yang dapat diakses rakyat. Kebijakan gizi dan pangan, kata dia, diyakini mampu mengantisipasi kerawananan pangan dan mendorong warga memanfaatkan potensi pangan yang tersedia di wilayahnya. 
Jadi, penangangan warga kekurangan gizi dilakukan dengan preventif promotive yaitu dengan mendorong masyarakat memanfaatkan sumber pangan dari potensi lokal yang sehat dan bergizi termasuk untuk ibu hamil, menyusui dan anak balita.
"Produksi pangan monokultur terjadi tanpa mengabaikan potensi pangan lokal seperti sagu, papeda, jagung, ketela dan umbi lainnya sebagai bahan makanan dan sumber gizi, melainkan menambah pendapatan petani," ujarnya.

Sumber: okezone.com
http://www.pdiperjuangan.id/article/category/detail/145/Berita/Politik-Pangan-Tentukan-Kualitas-SDM-Masa-Depan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar